Indikator:
·
Menemukan fakta dan
opini penulis tajuk rencana atau editorial;
·
Membedakan fakta
dengan opini;
·
Mengungkapkan isi
tajuk rencana/editorial .
Membaca
intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama
dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu
upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Tarigan
(1990:35) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan
studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan.
Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca dengan pemahaman.
Tajuk rencana atau
editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai
institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal (luar biasa),
atau kontroversial (perdebatan) yang berkembang di masyarakat. Opini
yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan
pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Tajuk rencana mempunyai sifat:
1. Krusial (genting/gawat) dan ditulis
secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily),
atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan
(monthly).
2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di
masyarakat luas, baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum,
pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis
liputan medianya.
3. Anonim (tanpa identitas/tanpa mencantumkan
nama penulis)
Karena merupakan suara
lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya,
seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana
adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media.
Jadi, proses sebelum penulisan tajuk rencana terlebih dahulu diadakan rapat
redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap
jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap
suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam
kebijakan pemerintahan.
Ada 2 jenis tajuk rencana berdasarkan
golongan/sifat:
Tajuk rencana golongan pers menengah ke atas
(middle-high media) atau pers yang berkualitas memiliki ciri-cirinya:
a. Hati-hati (tidak menyebut nama orang yang
sedang diberitakan)
b.
Normatif (menurut aturan yang berlaku)
c. Cenderung konservatif (bersikap sesuai
keadaan, mempunyai ciri khas tertentu, tradisi)
d.
Pertimbangan aspek politis lebih besar dari
aspek sosiologi.
Tajuk rencana dari golongan pers tengah ke
bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya.
Ciri-cirinya:
a.
Lebih berani (langsung menyebut nama orang
yang diberitakan)
b.
Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua
kalangan)
c.
Progresif (bersifat memberi perubahan/
kemajuan)
d.
Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada
pendekatan politis
Pengertian fakta adalah
sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Ciri-ciri fakta:
1.
Benar-benar terjadi;
2.
Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas;
3.
Diperkuat dengan angka-angka.
Jenis fakta
a. Fakta umum, adalah kebenaran yang
berlaku sepanjang zaman dari dulu sampai sekarang. Atau informasi yang berisi
fakta yang masih umum, belum teruraikan secara khusus tentang nama tempat,
objek peristiwa, pelaku, dan sebagainya.
Contoh:
1)
Matahari terbit di sebelah Timur.
2)
Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang
terletak di Provinsi Jawa Barat.
3)
Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan
kakak sedang menjemputnya.
4)
Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir
jalan terkena razia.
b. Fakta khusus (spesifik),
adalah kebenaran yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Atau Informasi yang
berisi kejadian/peristiwa lalu dijelaskan secara terperinci dan detail.
Contoh:
1)
Pak Yayan makan bakso.
2)
Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan
kakak sedang menjemputnya di Bandara Juanda Surabaya kemarin siang.
3)
Puluhan pedagang kaki lima di Jalan
Diponegoro dan warung pinggiran terkena razia kemarin pagi.
Pendapat atau opini adalah
sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa
pendapat. Kalimat yang mengungkapkan pendapat penulis biasanya ada kata, menurut
saya, sepertinya, bagus sekali, sangat (bagus), dan
sejenisnya, maka kalimat tersebut berupa kalimat opini. Kalimat opini dibedakan
menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum.
Ciri-ciri opini:
1. Belum
terjadi (baru rencana);
2. Berupa
pendapat;
3. Bersifat subjektif;
4. Keterangannya
belum jelas.
Jenis opini
1. Opini perorangan (subjektif) :
pendapat berdasarkan pandangan pribadi/orang-orang tertentu saja.
Contoh:
·
Menurut para ahli, pada tahun 2020 penduduk
Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa.
·
Menurut saya, pakaian yang dikenakan pria itu
sepertinya bagus sekali.
·
Sepertinya jalanan ini akan banjir.
2. Opini umum (objektif) :
pendapat berdasarkan pandangan (orang banyak/ khalayak umum).Contoh:
·
Menghisap rokok secara berlebihan akan
merugikan diri sendiri.
·
Terjadinya tsunami pada tahun 2004 di daerah
Aceh menewaskan banyak korban.
·
Dengan giat belajar dan tekun, akan
menjadikan kita semakin pandai.
Semoga bermanfaat.
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: Paket C: Membedakan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana
Ditulis Oleh Pengelola
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Paket C: Membedakan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Judul: Paket C: Membedakan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana
Ditulis Oleh Pengelola
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Paket C: Membedakan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Tidak ada komentar :
Posting Komentar