Sabtu, 25 Januari 2014

Menentukan Isi dan Bagian – Bagian Paragraf Suatu Artikel

1. ABSTRAK DAN KATA KUNCI
Abstrak memuat uraian mengenai umum masalah yang dibahas dalam artikel dan hal-hal yang sedang dikritisi secara ringkas. Abstrak disajikan di bagian awal penelitian dengan font Times New Roman 11, disusun dalam satu paragraf, terdiri dari 100 sampai 150 kata, dan diikuti dengan sedikitnya empat kata kunci (keywords).
2. PENDAHULUAN
Bagian ini berisi tentang latar belakang (motivasi) penulisan, konteks permasalahan yang dibahas, dan tujuan pembahasan.
3. PEMBAHASAN
Bagian ini berisi kupasan permasalahan yang meliputi analisis, argumentasi atau komparasi dan pendirian penulis mengenai masalah yang dibahas.
4. KESIMPULAN
Bagian ini menyajikan kesimpulan penulisan atas masalah yang dibahas, termasuk saran-saran, implikasi, dan alternatif-alternatif jika ada. Bagian ini disajikan tanpa nomor dan dalam bentuk paragraf.
5. DAFTAR REFERENSI
Bagian ini memuat semua sumber kutipan dan rujukan yang digunakan dalam penulisan artikel (hanya sumber-sumber yang digunakan yang dimuat dalam daftar referensi).

Menentukan Unsur Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu ialah unsur-unsur paragraf

Jika diuraiakan satu per satu unsur-unsur paragraf itu adalah :

a. Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa.
b. Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
c. Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
d. Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
e. Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
f. Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan

Menentukan Isi Paragraf Simpulan Paragraf dan Arti Istilah/Kata dalam Paragraf
Paragraf yang memiliki simpulan paragraf biasanya memiliki pola induktif.
Untuk mengidentifikasi teks berpola induktif, ciri-ciri berikut dapat menuntunmu mengenal lebih jauh jenis teks berpola induktif tersebut.
Ciri-ciri teks berpola induktif:
1. Simpulan atau pernyataan umum terdapat di akhir setiap paragraf;
2. Selain terdapat di setiap akhir paragraf, simpulan juga dirumuskan dalam sebuah paragraf yang diletakkan di akhir teks (simpulan umum);
3. Contoh, ilustrasi, kasus, atau uraian khusus disajikan lebih dulu sebelum ditampilkannya pernyataan umum atau simpulan
Kalimat simpilan paragraf bisa dilihat dari kata yang digunakan di awal kalimat, seperti : jadi ; maka ; oleh karena itu ; dan lain sebagainya yang mengungkapkan kesimpulan
Menentukan Opini dalam Tajuk Rencana
Kalimat opini adalah pendapat yang dikemukakan oleh penulis tajuk rencana, dengan mengaitkan dengan pendapat pribadinya.Biasanya opini dalam tajuk rencana didahului kata kata sepertinya, mungkin, kira kira, dan lain sebagainya yang menyatakan perkiraan dan pendapat.
Berkaitan dengan opini dalam suatu pemberitaan, harus dibedakan dengan jelas dan tegas antara opini wartawan dan opini narasumber. Narasumber adalah orang yang dimintai komentar atau keterangannya oleh wartawan berkaitan suatu kejadian/peristiwa.
Menentukan Isi Grafik Diagram atau Tabel
Dengan menggunakan tabel
seseorang dapat dengan mudah mengetahui berbagai perubahan yang
telah berlangsung dalam suatu masalah.
1. Baca judulnya, karena judul memberikan ringkasan yang padat tentang informasi yang akan disampaikan,
2. Baca informasi yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya.Informasi yang ada merupakan kunci penjelas mengenai materi yang disajikan,
3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan grafik
4. Baca keseluruhan grafik / tabel dengan tetap memperhatikan tujuan dan dapatkan keterangan dalam informasi yang dijelaskan.
Menentukan Unsur Intrinsik dan Isi Hikayat Sastra Melayu Klasik
Unsur intrinsik karya sastra Melayu klasik sama seperti halnya
karya-karya sastra prosa pada umumnya, seperti cerpen atau novel.
Unsur intrinsik yang dimaksud adalah tema cerita, alur cerita, latar
cerita, penokohan, dan amanat cerita. Unsur intrinsik merupakan
unsur yang membangun suatu karya sastra. Menarik dan tidaknya
suatu karya sastra tergantung menarik dan tidaknya pemaparan atau
pengungkapan unsur-unsur tersebut dalam karya sastra tersebut.
Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen
Sebuah cerpen karena dipandang sebagai karya seni, tentunya mengandung nilai intrinsik dan ekstrinsik. Nilai intrinsik dan ekstrinsik itu muncul dari pengalaman penulisnya, pengalaman tersebut apabila diperlihatkan pada pembaca akan komunikatif. Nilai intrinsik dan ekstrinsik merupakan syarat mutlak dalam kesusastraan. Pendapat Aminudin (1987:34) bahwa unsur intrinsik bersifat obyektif, menyangkut aspek bahasa dan struktur wacana yang berhubungan dengan makna. Sedangkan unsur ekstrinsik berupa biografi pengarang, proses kreatif, dan latar belakang kehidupan sosial dan budayanya.
Unsur intrinsik merupakan syarat mutlak harus ada dalam sebuah cerita pendek. Unsur intrinsik ini meliputi:
1. Tema (pokok pembicaraan)
Aminuddin (1987:91) mengatakan: “Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.”
Jadi, tema unsur yang paling penting dalam cerpen dan setiap cerpen pasti memiliki tema, sebab tema adalah amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangan. Bahkan tema merupakan proses awal dalam kegiatan penulisan cerpen, karena penulis sebelum membuat karangan harus menetapkan terlebih dahulu tema yang akan ditulisnya.

2. Latar
Adalah waktu, suasana dan tempat cerita terjadi.
3. Penokohan atau perwatakan
Aminuddin (1987:79) berpendapat: “Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi. Sedangkan pengarang cara menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut penokohan.”
Banyak cara seorang pembaca untuk mengenal watak atau karakter tokoh dalam sebuah cerita, di antaranya:
1. Melalui apa yang diperbuat, terutama tindakan-tindakannya.
2. Melalui ucapan-ucapannya.
3. Melalui penggambaran fisik tokoh.
4. Melalui pikiran-pikirannya.
5. Melalui penerangan langsung.
Jadi, sebuah cerita pendek atau semua cerita fiksi pasti memiliki tokoh. Tokoh tersebut digerakkan oleh pengarang dengan karakter yang diciptakannya. Karakter tokoh dalam cerita dapat dilihat dari perbuatannya, ucapannya, fisiknya, pikirannya, dan penerangan langsung oleh si pengarangnya.
3. Alur atau plot
Adalah jalan cerita/peristiwa yang saling berkaitan ( runtut )
4. Sudut pandang
Cara pandang penulis menceritaka tokoh tokoh dalam ceritanya
6. Gaya
Istilah gaya diangkat dari istilah style yang berasal dari bahasa Latin stilus dan mengandungarti leksikal adalah alat untuk menulis. Menurut Sumardjo (1986:92) bahwa gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seseorang pengarang memilih tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakan dalam sebuah cerpen. Dengan kata lain gaya adalah pribadi pengarang itu sendiri.
7. Suasana
Seorang cerpenis mampu menggerakkan batin pembacanya bila suasana dalam cerpen ditata dan harmonis dengan konteks cerita, sudah pasti semua cerpen memiliki suasana. Sumardjo dan Saini (1986:109) mengatakan: “Suasana dalam cerita pendek membantu menegaskan maksud pengarang, disamping itu suasana juga merupakan daya pesona sebuah cerita.”
Jadi, dalam cerita pendek itu pengarang pasti menata ceritanya, terutama dengan suasana yang diciptakannya. Misalnya suasana tokoh dalam kesedihan, gembira, atau kalut. Suasana lain pun akan dilukiskan pengarang menurut waktu saat itu, misalnya tengah malam, sore, pagi, siang, dan sebagainya.
(Sumardjo, 1981:24-43)
Menentukan Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel sebenarnya sama dengan unsur intinsik cerpen, namun tema yang diangkat biasanya lebih kompleks dibandingkan dengan cerpen.
Menentukan Masalah yang Diungkapkan dan Amanat dalam Drama
Menentukan masalah yang diungkapkan dalam drama dapat diketahui dengan cara mengamati apa yang menjadi pokok permasalahan cerita, atau yang sering diceritakan.Seperti konflik yang dialami oleh tokoh.
Sedangkan amanat dapat diamati dengan memperhatikan bagaimana tokoh tokoh dalam drama menghadapi konflik konflik yang ada.
Menentukan Maksud Gurindam
Makna gurindam dapat dilihat dengan menghubungkan tiap tiap barisnya, sehingga menjadi kesatuan makna yang utuh.
1. Ciri-ciri bentuk Gurindam
a. Merupakan puisi bebas atau tidak terikat
b. Rangkap : Mempunyai 2 baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap. Setiap baris dalam rangkap merupakan isi atau maksud dan perlu bersambung dengan baris-baris dalam rangkap berikutnya untuk membawa makna yang lengkap.
Baris pertama dikenali sebagai “syarat” dan baris kedua dikenali sebagai “jawab”. Baris pertama “syarat” menyatakan sesuatu fikiran atau peristiwa dan baris kedua pula menyatakan keterangan atau menjelaskan apa yang telah dinyatakan oleh baris atau ayat pertama tadi.
c. Perkataan : jumlah perkataan sebaris juga tidak tetap.
d. Sukukata : julah sukukata juga tidak tetap.
e. Rima : rima akhirnya juga tidak tetap
Gurindam termasuk sastra lama. Gurindam ditulis dalam bentuk bait-bait.
Setiap bait berisi dua baris. Baris-baris itu mempunyai persamaan bunyi (sering
dirumuskan a-a). Dua baris dalam satu bait gurindam umumnya dipahami
sebagai satu kalimat yang sempurna. Kalimat itu terdiri atas dua anak klausa
(sering disebut induk dan anak kalimat).
Isi gurindam berupa nasihat. Kalimat dalam gurindam (baris pertama dan
kedua) umumnya menunjukkan hubungan persyaratan dan konsekuensi.
Berdasarkan bentuk/isi gurindam ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Tiap-tiap suku (bait) terdiri atas dua baris.
b. Banyaknya suku kata pada tiap-tiap baris tidak tetap, (biasanya 10-12
suku kata).
c. Sajaknya a-a. Gurindam yang baik bersajak penuh, tetapi ada juga yang
bersajak paruh.
d. Baris kedua adalah akibat atau balasan yang tersebut dalam baris pertama.
e. Gurindam berisi nasihat.
Contoh:
a. Barang siapa tidak sembahyang
Ibarat rumah tidak bertiang.
Dengan bapa jangan durhaka
Supaya ayah tidak murka
b. Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan abdi

Menentukan Unsur Intrinsik Puisi
Secara umum menarik dan tidaknya suatu puisi, dapat ditentukan
oleh beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
1. Keunikan tema atau pokok permasalahan yang disampaikan.
2. Ketepatan dalam menggunakan diksi atau pilihan katanya.
3. Cara mengolah atau menggunakan ungkapan, majas/gaya bahasa,
serta berbagai simbol atau perlambang.
4. Ketepatan atau keserasian dalam mengolah rima serta kesyahduan
iramanya.
1) Tema : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita.
2) Rasa : arti emosional ( sedih, atau merasa heran dsb).
3) Nada : Intonasi puisi ( suara keras atau lembut) ; penyair dapat menggurui,
mencaci, merayu, merengek,menyindir, mengajak dsb terhadap pembaca atau
pendengar.
4) Amanat
5) Diksi
6) Imajinasi
a. Imajeri pandang
b. Imajeri dengar
c. Imajeri rasa
d. Imajeri kecap
7) Kata-kata kongkret
8) Gaya bahasa
9) Ritme
10) Rima
Menentukan Isi Kutipan Esai
Menentukan isi kutipan esai dapat dilakukan dengan cara mencari pokok pikiran dalam kutipan tersebut.
Menentukan Kata Penghubung yang Tepat untuk Melengkapi Paragraf
persyaratan paragraf yang baik yaitu kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, kelengkapan paragraf
Langkah yang harus di tempuh dalam kepaduan paragraph adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.Ada 2 jenis kata penghubung,yaitu kata penghubung intra kalimat yang berarti kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.contoh. karena, sehingga, tetapi, sedangkan, dll.selain itu juga ada kata penghubung antar kalimat yang berarti kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh. Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun,bahkan, dll.
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Paragraf dibedakan menjadi dua yaitu Paragraf dekduktifadalah kalimat utama yang diletakkan di awak paragraf. Sedangkan Paragraf induktifadalah kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf.
Ciri dalam membuat kalimat utama
• kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci lebih lanjut. Contoh. David Beckham adalah pemain sepak bola yang sukses.
• kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung intra kalimat maupun antar kalimat.
Paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya ada kalimat penjelas. Ciri kalimat penjelas berisi penjelasan berupa rincian, keterangan. Contoh. Dan lain- lain, selain itu.

SYARAT SYARAT PARAGRAF

1.Kepanduan Paragraf
Persyaratan paragraf yang baik yaitu adanya kepanduan,kestuan,dankelengkapan.Terdapat dua kalimat penghubung yaitu penghubung intra kalimat.kata penghubung intra kalimat adlah kata yang menghubkan anak kaimat dengan induk kalimat,sedangkan kata penghubng antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.Contoh kata penghubung antar kalimat yakni oleh antar kalimat yakni oleh karena itu,jadi,kemudian,namun,selanjutnya,bahkan,dan lain lain.
Kesesatan paragraf tersebut adlah karena belum terangkainya kalimat demi kalimat denga baik.Perhatikan perbandingan paragraf di atas dengan paragraf yang sudah di rangkai dengan kata penghubung.
Syarat paragraf yang baik adlah adanya kesatua.Kesatuan berarti setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran.pokok pikiran diwujudkan dalam kalimat utam.Kalimat utama diletakan di awal paragraf (deduktif) atau diakhir paragraf (induktif).
2.Kesatuan paragraf
Persyaratan penulisan paragraf yang baik adalah prinsip kesatuan.Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.Kalimat utama diletakkan di awal paragraf dinamakan paragraf deduktif,sedangkan kalimat utama yang diletakan di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Ciri-ciri dalam membuat kalimat utama,yakni kalimat yang dibuang harus mengandung pemasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut.
Cirri-ciri yang lain yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung,baik kata penghubung antar kalimat maupun kata penghubung intra kalimat.
3.Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama.Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa perincian ,keterangan,contoh,dan lai-lain.
Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf.paragraf dapat dikembangkan dengan cara,pertentangan,perbandingan,analogi,contoh,sebab akibat,definisi dan klasifikasi.
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Mengembangkan paragraph ditempuh dengan cara pertentangan, cara perbandingan, cara analogi, cara contoh-contoh, cara sebab akibat, cara definisi, cara klasifikasi
cara pertentangan
Pengembangan Paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti. Berbeda dengan, bertetangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dll.
Contoh. Budi sangat senang bermain sepak bola, sedangkan Rio tidak suka bermain sepak bola
cara perbandingan
Pengembangan dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti.serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, sementara itu.
Contoh. Pikiran anak itu sejalan dengan pikiran saya
cara analogi
Adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang di jelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya dilakukan dalam bentuk kiasan seperti. Ibaratnya, seperti, bagaikan.
Contoh. Anak itu selalu bertengkar, ibarat anjing dan kucing
cara contoh-contoh
Kata yang digunakan seperti. Misalnya, seperti, contohnya,dll.
Contoh. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuh-tumbuhan, misalnya kuda, sapi dll.
cara sebab akibat
Ungkapan yang digunakan yaitu. Padahal, akibatnya, oleh karena itu, karena.
Contoh. Karena banyak terjadi penebangan hutan secara liar, akibatnya sering terjadi tanah longsor, oleh karena itu kita wajib menjaga dan melestarikan alam ini
cara definisi
Kata yang digunakan seperti. Adalah, yaitu, ialah merupakan.
Contoh. Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk menyatakan hukum-hukum fisika.
cara klasifikasi
Kata yang biasa digunakan yaitu. Dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, mengklasifikasikan.
Contoh. Berdasarkan cara pembakarannya, mesin digolongkan menjadi mesin pembakaran dalam dam mesin pembakaran luar

Menentukan Kata Serapan untuk Melengkapi Paragraf
Kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu yang belum sepenuhnya terserap dan yang cara pengucapan maupun penulisannya sudah sepenuhnya disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia.
Unsur unsur asing yang pengucapan dan penulisannya sudah sepenuhnya disesuaikan dengan turan bahasa Indonesia diantaranya :
Aa ( Belanda ) menjadi a
Ae jika bervariasi dengan e, menjadi e, contoh : haemoglobin menjadi hemoglobin
C ( Sansekerta ) menjadi s, contoh : cabda menjadi sabda.
Melengkapi Paragraf dengan Kata Baku
Ejaan baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak benar atau ejaan salah.Untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku, cukup dengan membuka buku kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah dan yang sebelah kanan adalah betul :
- apotik : apotek
- atlit : atlet
- azas : asas
- azasi : asasi
- bis : bus
- do'a : doa
- duren : durian
- gubug : gubuk
- hadist : hadis
- ijin : izin
Ekstra ilmu pengetahuan ejaan yang disempurnakan / eyd :
- kreatifitas : kreativitas
- kreativ : kreatif
- aktifitas : aktivitas
- aktiv : aktif
- sportifitas : sportivitas
- sportiv : sportif
- produktifitas : produktivitas
- produktiv : produktif
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.
Melengkapi Paragraf dengan Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang salah satu unsurnya atau lebih berupa imbuhan sehingga sering pula disebut dengan kata jadian.
Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan dapat dilakukan dengan memilih kata berimbuhan yang memiliki koherensi dengan paragraf yang rumpang.
Melengkapi Paragraf Deskripsi dengan Kalimat yang Sesuai
Kalimat dalam paragraf deskripsi biasanya bersifat menjelaskan.Jadi, untuk melengkapi paragraf deskripsi dapat dilakukan dengan cara menambahkan kalimat yang bersifat menerangkan dan memiliki koherensi dengan paragraf deskripsi yang rumpang.
Melengkapi Paragraf Deskripsi dengan Frasa yang Sesuai
Frasa yang sesuai untuk melengkapi pargraf deskripsi memiliki koherensi dan menjelaskan hal yang sama dengan paragraf deskripsi yang rumpang.
Melengkapi Paragraf Analogi
Pengertian Paragraf Analogi
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Bentuk pengungkapan suatu objek yang di jelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya dilakukan dalam bentuk kiasan seperti. Ibaratnya, seperti, bagaikan.
Contoh. Anak itu selalu bertengkar, ibarat anjing dan kucing

Memperbaiki Kalimat Simpulan Generalisasi
Pengertian Paragraf Generalisasi
General = umum
Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Jadi kalimat generalisasi yang baik adalah kalimat yang membahas masalah secara luas/umum.
Melengkapi Paragraf Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat yaitu paragraf yang pengembangannya memanfaatkan makna hubungan sebab akibat antar kalimat. Ciri khas paragraf jenis ini ialah terbinanya hubungan sebab akibat antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Jadi hubungan sebab akibat ini merupakan satu rangkaian yang berkesinambungan.
Sesuai dengan dua contoh di atas, paragraf sebab akibat berdasarkan pola nalar pengembangannya, tergolong paragraf induktif, paragraf yang ide atau gagasannya terletak pada akhirnya paragraf.
Melengkapi Silogisme dengan Kalimat yang Tepat
Silogisme adalah penarikan konklusi secara deduktif tidak langsung yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan sekaligus.
Hal yang paling penting yakni bahwa silogisme dan bentuk-bentuk inferensi yang lain, persoalan kebenaran serta ketidakbenaran pada premis-premis tidak pernah timbul. Hal itu disebabkan oleh premis-premis selalu diambil yang benar. Akibatnya, konklusi sudah dilngkapi oleh hal-hal yang benar. Dengan perkataan lain, silogisme hanya mempersoalkan kebenaran formal (kebenaran bentuk) dan tidak lagi mempersoalkan kebenaran material (kebenaran isi). Silogisme inilah sebenarnya inti dari logika.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam silogisme yaitu:
(1) Premis mayor disajikan terlebih dahulu, lalu diikuti premis minor;
(2) term penengah dilambangkan oleh M;
(3) term mayor dilambangkan oleh P; dan
(4) term minor dilambangkan oleh S.

Prinsip dasar dalam silogisme.
(1) Terdapat dua buah term, keduanya mempunyai hubungan dengan term lain, maka kedua term itu satu sama lainnya memiliki hubungan pula (A = C; B = C; ... A = C).
Contohnya : Pak Ewoy adalah ayah Ewey
Pak Ewoy adalah guru SD
Jadi, ayah Ewoy adalah guru SD
(2) Terdapat dua buah term, satu di antaranya mempunyai hubungan dengan sebuah term ketiga, sedangkan term yang satu lagi tidak, maka kedua term itu tidak mempunyai hubungan satu sama lain (A = C; B = C; ... A = B).
Contoh : Ani bukanlah putrid Pak Ano
Puteri Pak Ano sngatlah cantik
Jadi, Ani tidaklah cantik
Aturan-aturan Umum Silogisme Kategoris dan Pelanggaran yang Menimbulkan Kesalahannya.

Aturan I : Tiap-tiap silogisme pastilah terdiri atas tiga term.
Aturan II : Silogisme mestilah terdiri dari hanya tiga proposisi
Aturan III: Term penengah mestilah tersebar dalam premis, paling kurang satu kali.
Aturan IV: Tak satu pun yang dapat tersebar dalam konklusi bila tak tersebar dalam premis.
Aturan V: Dari dua premis negatif tidak ada konklusi yang dapat diambil
Aturan VI: Bila salah satu premis negative, konklusi mestilah negative, dan sebaliknya, yaitu untuk membuktikan bahwa konklusi negative, salah satu premis mestilah negative.
Aturan VII: Jika kedua premis afirmatif, maka konklusinya afirmatif, dan sebaliknya jika konklusi afirmatif maka kedua premis mestilah afirmatif
Aturan VIII: Jika kedua premis khusus, konklusi tidak dapat diambil
Aturan IX: Jika satu premis khusus, maka konklusi mestilah khusus pula
Aturan X : dari mayor yang khusus dan minor yang negative, tidak ada konklusi yang dapat diambil

Melengkapi Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama. Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan.
Contoh : novel, cerpen, drama
Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositorisdan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.
Ciri – ciri paragraf narasi :
>> Secara Umum
1. Adanya unsur perbuatan atau tindakan.
2. Adanya unsur rangkaian waktu dan informatif.
3. Adanya sudut pandang penulis.
4. Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
5. Terdapat unsur tokoh yang digambarkan dengan memiliki karakter atau perwatakan yang jelas.
6. Terdapat latar tempat, waktu, dan suasana.
7. Mempunyai alur atau plot.

>> Narasi Ekspositoris/Non Fiktif
1. Memperluas pengetahuan
2. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.
3. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif.

>> Narasi Sugestif/Fiktif
1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.
2. Menimbulkan daya khayal.
3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga penalaran dapat dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif.
5. Banyak menggunakan majas/gaya bahasa.

Menyusun Kalimat Acak
Kalimat acak dapat disusun dengan mengurutkan unsur penyusun kalimatnya.Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)
Melengkapi Teks Pidato dengan Kalimat Persuasi
Paragraf persuasi merupakan salah satu jenis paragraf yang sering digunakan penulis untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, target akhir penggunaan paragraf persuasi ialah pembaca menerima pendapat, tawaran, atau ajakan serta mengikutinya sesuai dengan harapan penulis.
Paragraf persuasi atau cara-cara persuasif biasanya digunakan untuk propaganda, kampanye, dan kegiatan persuasif sejenisnya. Teknik-teknik yang lazim digunakan dalam paragraf atau cara-cara persuasif ialah rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konfirmatori, dan kompensasi.
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
Menentukan Kalimat Latar Belakang Karya Tulis
Kalimat latar belakang dalam kaya tulis memuat alasan kita menulis karya tulis tersebut, alasan pemilihan judul, dan lain sebagainya.Latar belakang karya tulis dimasukan kedalam bagian pendahuluan.
Memperbaiki Kalimat yang Mengandung Kata Kias Dalam Karya Tulis
Dalam karya tulis kalimat yang mengandung kata kias diperbaiki dengan menulis kalimat yang sama namun mengganti kata kias tersebut dengan kata yang bermakna denotatif.Tapi bila diperlukan, kata konotasi dapat dipergunakan, seperti penggunaan konotasi positif, yang dinilai lebih halus.
Menentukan Perbaikan Kalimat Rancu dalam Karya Tulis
Kalimat yang tersusun terhindar dari bentuk-bentuk rancu. Jika mengandung bentuk rancu, kalimat yang tersusun salah.Contoh :
Benar
a) Hal itu belum diajarkan kepada kami atau hal itu belum kami pelajari.
b) Merek saling memandang atau mereka pandang-memandang.
c) Dia dilarang merokok atau dia tidak boleh merokok.
Salah
a) Hal itu belum dipelajarkan kepada kami.
b) Mereka saling pandang-memandang.
c) Dia dilarang tidak boleh merokok.
Manentukan Penulisan Judul Karya Tulis yang Tepat
Judul harus menarik/profokatif, atrinya menimbulkan minat baca.
Tidak terlalu panjang dan tidak diakhiri tanda baca, karena judul bukan kalimat.
Memperhatikan penulisan huruf kapital dalam penulisan judul.
Menentukan Kalimat yang Sesuai dengan Konteks Surat dan Penulisan Surat Lamaran Kerja
Kalimat yang digunakan dalam penulisan surat disesuaikan dengan surat yang ditulis.Contohnya :
Dalam penulisan surat resmi kita menggunakan kalimat dengan bahasa baku, sedangkan dalam surat pribadi kita menggunakan bahasa umum, yang biasa digunakan sehari hari.
Dalam penulisan surat penawaran, dapat digunakan kalimat yang bersifat persuasif.
Menentukan Kalimat Resensi
Kalimat deskripsi digunakan dalam penjelasan karakteristik buku.
Kalimat argumentasi digunakan saat mengkritik kekurangan buku.
Kalimat persuasi digunakan saat menjelaskan kelebihan buku yang diresensi sehingga buku itu layak dibaca.
Melengkapi Puisi dengan Larik yang Bermajas
Dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi
Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua, masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut. Menurut keraf (2002 : 87) “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca”. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya.
Agar dapat memilih kata-kata yang tepat, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan berikut ini.
a. Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya, seperti :bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-interferensi, dan
b. Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal yang belum diterima di masyarakat.
c. Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing, seperti :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain
d. Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunbakan secara idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan takut sesuatu.
e. Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.
f. Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
g. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Pilihan kata atau diksi bukan hanya memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata atau frase di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran), ungkapan, dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan pun merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara individu.
Orang yang banyak menguasai kosakata akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan gagasannya. Orang yang kurang banyak menguasai kosakata terkadang tidak bisa menempatkan kata terutama yang bersinonim, seperti kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Kata0kata turunannya penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan. Orang yang menguasai banyak kosakata tidak akan menerima bahwa kata-kata tersebut mengandung arti yang sama, karena bisa menempatkan kata-kata itu dengan cermat sesuai dengan konteksnya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai kosakata akan mengalami kesulitan karena tidak mengetahui ada kata yang lebih tepat, dan tidak mengetahui ada perbedaan dari kata-kata yang bersinonim itu. Dengan demikian, menurut Keraf (2002: 14) diksi :
a. Mencakup pengertian kata-kata yang fipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara menggabungkan kata-kata.
Yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu;
b. Diksi adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca; dan
c. Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak.
Melengkapi Dialog Teks Drama dengan Peribahasa
Penggunaan pribahasa untuk dialog drama digunakan pribahasa yang menggambarkan keadaan yang sedang dialami tokoh dalam drama tersebut.
Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh peribahasa dengan artinya :
- Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
- Tak ada gading yang tak akan retak
artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya
Menentukan Kalimat Kritik Sastra
Kalimat kritik sastra biasanya mengulas tentang kekurangan dan kelebihan dari karya sastra yang sedang dibahas.
Misalnya dalam kritik sastra puisi yang diulas bisa tentang diksinya, gaya bahasanya, maupun makna yang dimiliki puisi tersebut.

Sumber : http://poemhanina.blogspot.com
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: Menentukan Isi dan Bagian – Bagian Paragraf Suatu Artikel
Ditulis Oleh Pengelola
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Menentukan Isi dan Bagian – Bagian Paragraf Suatu Artikel ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda

1 komentar :

  1. VideoDollar.TV : VideoDollar.TV : Free Download
    VideoDollar.TV is one of the top live streaming platform providers for video gaming and gambling video games. There's a wide range of games, including youtube to mp3 android

    BalasHapus