Pembelajaran Membaca di SD
A.
Pendahuluan
Kurikulum
mengamanatkan agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan
secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh
keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis, berbicara,
dan menyimak dalam berbagai ranah berbahasa. Untuk itu, corak pembelajarannya
harus lebih diwarnai dengan kegiatan berbahasa. Demikian pula dalam
pembelajaran membaca di Sekolah Dasar, siswa harus lebih banyak dihadapkan
dengan berbagai ragam bacaan. Selanjutnya, mereka dapat berkomunikasi dengan
gagasan yang dituangkan dalam bahasa tulis tersebut. Berbagai keterampilan
membaca harus dilatihkan kepada mereka agar kepemilikan keterampilan itu
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat
betapa pentingnya keterampilan membaca dimiliki oleh siswa, maka guru di
Sekolah Dasar perlu memiliki kompetensi yang memadai tentang substansi membaca
dan kemampuan mengelola pembelajaran keterampilan membaca. Untuk maksud itulah
postingan dalam blog ini ditulis.
Melalui
pembacaan dan pembahasan postingan ini, diharapkan Anda akan lebih siap tampil
di depan siswa dan melakukan pembelajaran membaca yang fungsional, karena telah
mempelajari teori membaca, terampil membaca, dan mampu melaksanakan
pembelajaran membaca.
B.
Kajian Teori Membaca
1.
Pengertian Membaca
Saya
yakin, Anda sudah mengerti tentang apa yang dimaksud membaca. Apa pengertian
membaca menurut Anda? Kita dapat diskusikan nanti berbagai pengertian membaca
yang Anda berikan. Pada kesempatan ini, saya mengutip secara bebas beberapa pengertian
membaca yang saya peroleh melalui pembacaan beberapa buku.
a.
Anderson:
Membaca
adalah melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
b.
A.S. Broto:
Membaca
adalah mengucapkan lambang bunyi.
c.
Henry Guntur Tarigan:
Membaca
adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui
tulisan.
d.
Poerwodarminto:
Membaca
adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui
isinya.
Dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah proses melisankan dan/atau memahami bacaan
atau sumber tertulis untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan
penulisnya.
2.
Tujuan Membaca
Secara
umum, tujuan membaca adalah (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh
pemahaman, (3) memperoleh kesenangan. Secara khusus, tujuan membaca adalah (1)
memperoleh informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang
khusus dan problematis, (3) memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis
seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang
(Nurhadi, 1987:11).
Lebih
lanjut Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Waples (1967) menuliskan bahwa
tujuan membaca adalah :
(1)
mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;
(2)
mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
(3)
memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
(4)
mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
(5)
menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Hal
menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan membaca akan mempengaruhi
pemerolehan pemahaman bacaan. Artinya, semakin kuat tujuan seorang dalam
membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam memahami bacaannya.
3.
Jenis Membaca
Menurut
Tarigan (1984:11) jenis membaca tampak seperti pada bagan berikut.
Membaca
terdiri atas : a). membaca nyaring
dan b). membaca dalam hati.
Membaca
dalam hati, terdiri atas : 1). membaca
ekstensif dan 2). membaca intensif.
Membaca
Ekstensif, terdiri atas : membaca
survey, membaca sekilas dan membaca dangkal.
Membaca
Intensif : membaca telaah isi, membaca telaah
bahasa.
Membaca
Telaah Isi : membaca teliti, membaca
pemahaman, membaca kritis, membaca ide-ide.
Membaca
Telaah Bahasa : membaca bahasa, membaca sastra.
Karena
alasan kepraktisan dan keterbatasan yang ada, tidak semua jenis membaca
tersebut akan dibahas dalam postingan ini. Postingan kali ini hanya akan
membahas jenis membaca nyaring (bersuara), membaca ekstensif, membaca intensif
untuk membaca pemahaman dan membaca kritis, dan membaca cepat.
a.
Membaca Nyaring
Membaca
nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut
demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian guru adalah lafal kata, intonasi
frasa, intonasi kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu,
pungtuasi atau tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh
diabaikan. Para siswa harus dapat membedakan secara jelas intonasi kalimat
berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan sebagainya. Juga
lagu kalimat orang yang sedang susah, marah, bergembira, dan suasana lainnya.
Siswa dapat memberi tekanan yang berbeda pada bagian-bagian yang dianggap penting
dengan bagian-bagian kalimat atau frasa yang bernada biasa.
Pembelajaran
membaca nyaring ini mencakup dua hal, yaitu pembelajaran membaca dan
pembelajaran membacakan. Pembelajaran membaca yang dimaksud yaitu kegiatan
tersebut untuk kepentingan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain, misalnya
guru atau kawan-kawan lainnya. Si Pembaca bertanggung jawab dalam hal lafal
kata, lagu dan intonasi kalimat, serta kandungan isi yang ada di dalamnya.
Pembelajaran yang tergolong membacakan yaitu si pembaca melakukan aktivitas
tersebut lebih banyak ditujukan untuk orang lain. Pembaca bertanggung jawab
atas lagu kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan, suara, dan
sebagainya. Bagi pendengar, lebih bertanggung jawab terhadap isi bacaan, karena
mereka ini di pihak yang berkepentingan dengan kegiatan pembaca.
b.
Membaca Ekstensif
Membaca
ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1)
bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan
singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari
bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
Sebagai
ilustrasi, ketika Anda mengunjungi perpustakaan atau toko buku, Anda tentu
tidak hanya terpaku pada satu buku. Yang Anda lakukan mungkin membuka-buka
buku, membaca sampul, dan daftar isinya, kemudian berpindah pada buku lainnya.
Tindakan yang Anda lakukan tersebut termasuk membaca ekstensif.
Membaca
ekstensif, seperti tampak pada bagan jenis membaca di muka, meliputi membaca
survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Ketiga jenis membaca ekstensif
tersebut diuraikan secara singkat di bawah ini.
Membaca
survei merupakan kegiatan membaca yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bacaan. Membaca
survei merupakan kegiatan membaca, seperti melihat judul, pengarang, daftar
isi, pengantar, dan lain-lain.
Membaca
sekilas adalah membaca yang membuat mata
kita bergerak cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat. Membaca sekilas disebut juga skimming,
yakni kegiatan membaca secara cepat dan selektif serta bertujuan. Istilah lain
membaca sekilas adalah membaca layap, yaitu membaca dengan cepat untuk
mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya. Membaca sekilas merupakan
salah satu teknik dalam membaca cepat.
Membaca
dangkal adalah kegiatan membaca untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan yang kita baca. Bahan
bacaannya merupakan jenis bacaan ringan karena membaca dangkal hanyalah untuk
mencari kesenangan atau sekadar mengisi waktu.
c.
Membaca Intensif
Membaca
intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama dan merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara
kritis. Membaca intensif merupakan studi saksama, telaah teliti, serta
pemahaman terinci terhadap suatu bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi.
Membaca
intensif dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni membaca telaah isi dan
membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi meliputi membaca teliti, membaca
pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa
meliputi membaca bahasa dan membaca sastra.
1)
Membaca Pemahaman
Membaca
pemahan merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memahami
bacaan secara tepat dan cepat. Sejumlah aspek yang perlu diperlukan pembaca
dalam membaca pemahaman adalah:
(a)
memiliki kosa kata yang banyak;
(b)
memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacana;
(c)
memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang;
(d)
memiliki kemampuan menangkap garis besar dan rincian;
(e)
memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa dalam bacaan (Kamidjan,1996).
2)
Membaca Kritis
Kalau
seseorang membaca suatu bacaan, lalu ia mempertanyakan, “Mengapa penulis
berpendapat demikian, apa maksudnya, dan sebagainya”. Berarti orang itu telah
bersikap kritis terhadap bacaan dan penulisnya.
Membaca
kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis.
Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca
kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.
Nurhadi
(1987) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.
(1)
Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan
(a)
mengenali ide pokok paragraf;
(b)
mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
(c)
menyatakan kembali ide pokok paragraf;
(d)
menyatakan kembali fakta bacaan;
(e)
menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter tokoh,
dll.
(2)
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:
(a)
menafsirkan ide pokok paragraf;
(b)
menafsirkan gagasan utama bacaan;
(c)
membedakan fakta/detail bacaan;
(d)
menafsirkan ide-ide penunjang;
(e)
memahami secara kritis hubungan sebab akibat;
(f)
memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
(3)
Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan:
(a)
mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
(b)
menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang
problematis;
(c)
menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
(4)
Kemampuan menganalisis ditandai dengan:
(a)
memeriksa gagasan utama bacaan;
(b)
memeriksa detail/fakta penunjang;
(c)
mengklasifikasikan fakta-fakta;
(d)
membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan;
(e)
membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
(5)
Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
(a)
membuat simpulan bacaan;
(b)
mengorganisasikan gagasan utama bacaan;
(c)
menentukan tema bacaan;
(d)
menyusun kerangka bacaan;
(e)
menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;
(f)
membuat ringkasan.
(6)
Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:
(a)
menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan;
(b)
menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;
(c)
menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi
pengarang;
(d)
menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan;
(e)
menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yang
dibuat;
(f)
menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata,
frasa, atau penyusunan kalimatnya.
d.
Membaca Cepat
Di
layar televisi, misalnya pada film yang tidak dialihsuarakan, tertera teks
dialog para tokoh. Sebagai penonton, Anda harus membaca secara cepat karena
teks tersebut cepat berlalu dan berganti dengan teks dialog lainnya. Dengan
melakukan aktivitas seperti itu, Anda telah melakukan membaca cepat. Anda tidak
sekedar membaca kata dan kalimat teks yang tampil, tetapi juga memahaminya.
Selain itu, Anda juga mencoba menghubung-hubungkan dialog para tokoh sehingga
pemahaman isi cerita Anda capai. Dengan demikian jelas bahwa dalam membaca
cepat, Anda tidak hanya membaca secara cepat bahan bacaan, melainkan juga
berupaya untuk memahaminya.
Pada
masa kini, orang harus bisa membaca secara cepat. Kalau kita tidak ingin
tertinggal dalam meraih informasi. Kepemilikan keterampilan membaca cepat juga
sangat diperlukan bagi siswa. Dengan mampu membaca cepat berarti informasi dan
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak. Kegiatan membaca pun akan
menjadi hal yang mengasyikkan. Siswa Sekolah Dasar seharusnya dapat membaca
minimal 150 kata per menit.
Untuk
menghitung kecepatan membaca dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah kata
yang dibaca dengan waktu tempuh baca. Rumusnya sebagai berikut:
jumlah
kata yang dibaca
waktu
tempuh baca =
kata/menit
Misalnya,
sebuah wacana yang berjumlah 300 kata dapat dibaca dalam waktu 2 menit, berarti
kecepatan membacanya adalah 150 kata per menit.
Membaca
cepat merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat disertai dengan
pemahaman isi bacaan. Setiap pembaca mempunyai kecepatan efektif membaca (KEM)
atau yang sering disebut juga dengan kemampuan membaca. KEM seseorang
akan sangat bergantung pada kecepatan membaca (KM) dan pemahaman isi (PI) atau
kemampuan pembaca memahami isi bacaan. Untuk mengetahui kecepatan efektif
membaca seseorang dapat dihitung dengan menggunakan rumus ini:
jumlah
kata yang dibaca
waktu
tempuh baca x
persentase pemahaman isi = kata/menit
Untuk
menghitung KEM siswa, guru harus mengetahui pemahaman isi bacaan siswa melalui
tes isi bacaan. Contoh, seorang siswa mampu membaca 300 kata dalam tempo 2
menit dan berhasil menjawab 3 buah pertanyaan isi bacaan dengan benar dari 5
soal yang tersedia, artinya KEM siswa tersebut adalah 150 x 60% = 90 kpm (kata
per menit).
4.
Teknik Membaca
Kecepatan
membaca dapat ditingkatkan dengan cara mengetahui dan berlatih dengan teknik
membaca yang tepat. Teknik yang akan disampaikan dalam bahan ajar ini adalah
membaca sekilas (skimming) dan membaca memindai (scanning), dan
SQ3R.
1)
Teknik Membaca Sekilas (Skimming)
Teknik
ini dilakukan pada saat orang membaca ekstensif. Bila Anda akan mencari sebuah
buku di perpustakaan, mengenali isi buku secara cepat dengan cara membuka
daftar isi, membaca kata pengantar, atau halaman sampul belakang, Anda
hendaknya melakukan skimming.
Dalam
menghadapi sebuah bacaan, Anda harus memperlakukannya sesuai dengan maksud
Anda. Jika fakta dan detail tidak Anda perlukan, lompati bagian tersebut. Cara
membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok ini disebut skimming.
Skimming bukan sekadar menyapu halaman buku, melainkan suatu
keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang
efisien, untuk mendapatkan berbagai tujuan, misalnya:
(a)
mengenali topik bacaan;
(b)
mengetahui pendapat orang;
(c)
mendapatkan bagian penting yang kita operlukan tanpa membaca seluruhnya;
(d)
mengetahui organisasi tulisan, urutan ide pokok;
(e)
penyegaran.
Langkah-langkah
membaca sekilas sebagai berikut.
(a)
Pertanyakan dulu, “Apa yang akan Anda cari dari buku ini?”
(b)
Baca daftar isi atau kata pengantar!
(c)
Telusuri dengan kecepatan pada judul, subjudul, bab, dan anak bab!
(d)
Berhentilah ketika Anda menemukan bagian yang dicari!
(e)
Baca dengan kecepatan normal dan pahami!
2)
Teknik Membaca Memindai (Scanning)
Anda
tentu pernah mencari nomor telepon di buku “Petunjuk Telepon”? Bagaimana cara
Anda? Tentunya, Anda tidak perlu membuka halaman pertama dan seterusnya. Pasti
Anda langsung ke inisial nama pemilik telepon, misalnya ma. Mata dan
telunjuk Anda bergerak cepat hingga sampai pada Masturi.
Kemudian,
Anda mengecek alamat Masturi sesuai dengan informasi yang Anda miliki.
Dari situ, Anda dapat menemukan nomor telepon, misalnya 663885.
Kegiatan
serupa juga berlaku pada waktu Anda mencari kata dalam kamus, mencari acara
siaran TV di koran, lokasi kota dalam atlas, peta, denah, dan sebagainya. Anda
hendaknya juga melakukan membaca memindai (scanning). Nah, apa
sebenarnya scanning itu dan bagaimana caranya?
Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu
informasi tanpa membaca yang lain-lain. Jadi, langsung ke masalah yang Anda
cari, yakni fakta khusus atau informasi tertentu. Kegiatan ini harus dilakukan
secara cepat dan akurat.
3)
Teknik SQ3R
Dua
teknik membaca yang diungkap di atas lazimnya digunakan dalam membaca cepat.
Berikut ini, kita akan membahas teknik SQ3R yang biasa dipakai dalam membaca
pemahaman.
SQ3R
merupakan teknik membaca yang terdiri atas lima langkah: Survey, Question,
Read, Recite, dan Review. Secara lengkap tapi singkat kelima langkah
dalam SQ3R dijelaskan berikut ini.
Langkah
1: S-Survey.
Survey
atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membaca secara lengkap
untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum. Anda bisa melihat-lihat judul,
subjudul, dan sebagainya.
Langkah
2: Q-Question.
Pada
saat survey, Anda juga dapat mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan, misalnya
dengan mengubah judul atau subjudul menjadi kalimat tanya. Anda bisa
menggunakan kata siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.
Langkah
3: R-Read.
Setelah
melakukan survey dan mengajukan pertanyaan, barulah Anda membaca keseluruhan
bahan bacaan. Jadi, membaca merupakan langkah ketiga. Baca bagian demi bagian
sambil Anda mencari jawaban atas pertanyaan yang telah Anda lakukan pada
langkah ke-2. Pada tahap ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokok
dan detail penting.
Langkah
4: R-Recite. Setiap selesai membaca subjudul,
berhentilah sejenak. Coba jawab pertanyaan atau sebutkan hal-hal penting bagian
tersebut. Bila perlu, buat catatan seperlunya. Bila belum paham, ulangi membaca
bagian tersebut sekali lagi.
Langkah
5: R-Review.
Setelah
selesai membaca seluruh bahan. Ulangi untuk menelusuri kembali judul, subjudul,
dan bagian-bagian penting lainnya. Langkah ini berguna untuk membantu daya
ingat, memperjelas pemahaman, dan juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang
terlewatkan.
C.
Model Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar
1.
Pembelajaran Membaca Cepat
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan dalam pembelajaran membaca cepat
adalah materi, metode, media, dan evaluasi.
a)
Materi
Pilih
bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Lengkapi bacaan
tersebut dengan perintah waktu mulai baca, waktu akhir baca, dan waktu yang
diperlukan untuk membaca. Kemudian, susun pertanyaan bacaan untuk mengukur
pemahaman isi.
contoh
materi bacaan : wacana “ RA Kartini”
Waktu
mulai baca : jam …. Menit …. Detik ….
………………………………………………………………………………………………………………………………
Waktu
selesai baca: jam …. menit …. detik ….
Waktu
baca yang diperlukan : ….. detik.
b)
Metode
Metode
atau teknik membaca yang dipakai adalah skimming dan scanning
dengan kecepatan membaca sedang (reguler).
c)
Media
Stopwatch,
arloji, alat tulis.
d)
Evaluasi
- Bagikan lembar soal kepada siswa.
- Hitung waktu baca yang diperlukan.
- Beri skor pada jawaban siswa.
- Hitung KM dan KEM dengan rumus yang ada.
Pertanyaan
isi Bacaan: berjumlah 10 soal jawaban singkat.
2.
Pembelajaran Membaca Intensif dengan Teknik Scramble
Anda
telah mempelajari materi membaca intensif, yang salah satu jenisnya adalah
membaca kritis. Untuk melaksanakan pembelajaran membaca kritis, Anda dapat
menerapkan teknik scramble wacana.
Teknik
scramble wacana berupa permainan menyusun wacana logis berdasarkan
kalimat-kalimat acak. Hasil yang diharapkan berupa susunan wacana yang logis
dan bermakna.
Kegiatan
yang Anda lakukan terdiri atas tiga langkah, yakni (1) kegiatan persiapan, (2)
kegiatan inti, dan (3) kegiatan tindak lanjut.
1.
Kegiatan persiapan, meliputi:
a.
pemilihan bahan bacaan;
b.
pembuatan kartu kalimat;
c.
pembagian kelompok siswa (4-5 orang);
d.
pengaturan posisi tempat duduk;
e.
perencanaan langkah selanjutnya.
2.
Kegiatan inti, meliputi:
a.
Tiap kelompok mendapat perangkat kartu kalimat;
b.
Diskusi kelompok untuk mengurutkan kartu;
c.
Pembentukan pasangan kerja dalam kelompok kecil;
d.
Hasil kerja kelompok kecil disajikan dalam diskusi kelas;
e.
Guru sebagai moderator dalam pembahasan hasil kerja kelompok kecil;
f.
Pembahasan dan komentar atas hasil kerja kelompok;
g.
Pencapaian hasil susunan wacana yang dianggap paling logis dan bermakna;
h.
Pembacaan wacana asli oleh 1-2 orang siswa;
i.
Penceritaan kembali isi bacaan oleh 1-2 orang siswa.
3.
Kegiatan Tindak Lanjut, dapat
dipilih salah satu kegiatan berikut ini:
a.
Pemberian tugas serupa dengan wacana lain;
b.
Pencarian makna kata baru dan penerapannya dalam kalimat;
c.
Penjawaban soal-soal tentang isi bacaan.
soal-soal
yang dapat diberikan kepada siswa tentang isi bacaan, misalnya soal jawaban
singkat berjumlah 10 butir soal.
D.
Penutup
1.
Rangkuman
Membaca
merupakan keterampilan berbahasa selain mendengarkan, berbicara, dan menulis.
Membaca merupakan suatu proses, bertujuan, reseptif-aktif, dan memerlukan
teknik tertentu.
Membaca
ada berbacam-macam, yakni membaca bersuara, membaca dalam hati, membaca
ektensif, membaca intensif, membaca cepat, membaca kritis, membaca estetis, dan
membaca telaah bahasa dan sastra. Masing-masing jenis membaca memerlukan teknik
tertentu, misalnya teknik skimming dan scanning untuk membaca cepat, teknik
SQ3R untuk membaca pemahaman.
Seorang
pembaca yang baik akan menyelaraskan antara tujuan, bahan, dan kecepatan
membacanya. Selain itu, dia juga terbebas dari vokalisasi, gerakan kepala,
gerakan mulut, menunjuk dengan jari, regresi, dan subvokalisasi.
Dalam
pembelajaran membaca, guru harus memilih bahan yang memiliki tingkat
keterbacaan yang cukup, sesuai dengan minat siswa, dan sebagainya. Pembelajaran
membaca menuntut selain pemilihan materi bacaan, penggunaan metode, penyediaan
media, juga penyusunan alat evaluasi.
2.
Refleksi
a.
Setelah membaca postingan ini, timbulkah dalam pikiran Anda bahwa
membaca ternyata sangat penting dan merupakan kunci untuk maju? Apakah membaca
merupakan proses yang dapat dilatih dan ditingkatkan? Untuk semua itu maka
diperlukan strategi membaca yang bergantung tujuan seseorang waktu membaca?
b.
Bagaimana cara Anda membelajarkan membaca kepada siswa selama ini? Sudah
bervariasi atau masih tradisional/konvensional?
c.
Adakah hal-hal yang Anda lakukan untuk memperbaiki pembelajaran membaca
di sekolah Anda nanti? Usaha apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan
keterampilan membaca siswa Anda?
d.
Bagaimana kebiasaan membaca Anda selama ini? Apakah membaca sudah merupakan
bagian hidup Anda atau belum? Anda Termasuk tipe pembaca yang bagaimana? Apakah
Anda masih merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan membaca?
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: Pembelajaran Membaca di SD
Ditulis Oleh Pengelola
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Pembelajaran Membaca di SD ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Judul: Pembelajaran Membaca di SD
Ditulis Oleh Pengelola
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Pembelajaran Membaca di SD ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Tidak ada komentar :
Posting Komentar